Tampilkan postingan dengan label Penelitian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penelitian. Tampilkan semua postingan

Selasa, 31 Januari 2017

Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif

Kuantitatif v.s. Kualitatif
Penelitian kualitatif dan kuantitatif sering diartikan secara salah sebagai masalah ada atau tidaknya statistik, ekonometrika, atau matematika sebagai alat analisis data. Penggunaan kata kualitatif dan kuantitatif mungkin turut berperan dalam kesalahkaprahan tersebut. Kenyataannya tidak sesederhana itu. Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif berawal dari perbedaan mendasar pada paradigma maupun filosofi dasar yang melandasinya. Perbedaan paradigma dan filosofi dasar tersebut sering tidak disadari oleh para peneliti yang menganut masing-masing aliran, baik kualitatif maupun kuantitatif. Sebagai akibatnya, sering debat antara para peneliti kualitatif dan kuantitatif tidak menyentuh esensi tetapi lebih pada atribut di permukaan. Sebagai contoh, para penganut aliran kuantitatif sering “menuduh” penganut aliran kualitatif tidak dapat menunjukkan validitas, reliabilitas, objektivitas, maupun generalisasi hasil penelitian (Crotty 1998; Miles & Huberman 1994). Di sisi lain, peneliti kualitatif “menyerang” peneliti kuantitatif dengan keengganan mereka untuk berinteraksi dengan objek penelitian dan kedangkalan analisis. Salah kaprah tidak hanya berhenti sampai di sana. Sering kita menjumpai kesalahkaprahan tersebut menyebabkan tercampur aduknya metode, metodologi, alat, perspektif teoritis, dan epistemologi. Tidak jarang dijumpai pemaknaan istilah etnografi, symbolic interactionism, constructivist, dan lainnya menjadi kabur. Bagian ini ditulis untuk menjernihkan kesalahkaprahan tersebut dan menempatkan perspektif yang jelas akan perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif sehingga debat berkepanjangan yang tidak perlu tidak terjadi.

Pengertian Dasar
Sebelum membahas penelitian kualitatif dan kuantitatif, terlebih dahulu kita harus mengerti beberapa istilah dasar. Setiap kali memulai penelitian (mungkin dalam proses penyusunan proposal) peneliti dihadapkan pada pertanyaan mengenai metodologi dan metode yang akan digunakan. Selanjutnya kita juga dihadapkan pada bagaimana meyakinkan (justifikasi) pilihan metodologi dan metode kita merupakan pilihan yang paling tepat. Lebih mendalam lagi, pilihan metodologi dan metode penelitian yang kita gunakan merupakan perwujudan asumsi dasar yang kita gunakan, dengan kata lain merupakan perwujudan perspektif teoritis yang kita anut. Penelusuran lebih mendalam lagi akan menyentuh sisi epistemologis yang kita anut. Dan seterusnya...

Epistemologi adalah teori mengenai pengetahuan yang terkandung dalam perspektif teoritis dan dengan sendirinya dalam metodologi (Ambert et al. 1995; Blaikie 2000). Ada beberapa epistemologi yang berbeda yaitu Objectivism, Constructionism, Subjectivism, dan beberapa variannya (Crotty 1998).
Perspektif teoritis adalah landasan filosofis yang membentuk metodologi dan dengan demikian memberikan konteks untuk proses dan dasar logika dan kriteria (Crotty 1998; Guba & Lincoln 1994).
Metodologi adalah strategi, rencana, proses, atau rancangan yang berada di balik pilihan dan penggunaan metode tertentu dan menghubungkan pilihan dan penggunaan metode untuk mencapai hasil penelitian yang diinginkan (Creswell 2003; Leedy & Ormrod 2005). Metode adalah teknik atau prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian atau hipotesis (Leedy & Ormrod 2005; Patton 2001). Bagian berikut ini akan membahas pengertian dasar epistemologi dan perspektif teoritis.

Epistemologi
Epistemologi berkaitan dengan sifat suatu pengetahuan (Crotty 1998; Hamlyn 1995). Lebih jelasnya, epistemologi berkaitan dengan filosofi dasar untuk memilih pengetahuan seperti apa yang mungkin diciptakan dan bagaimana memastikan pengetahuan tersebut memadai dan sahih (Hamlyn 1995; Maynard 1994). Sebagai peneliti, epistemologi yang kita adopsi menjadi penting untuk mendeskripsikan metodologi yang kita gunakan. Ada beberapa epistomologi, misalnya objectivism. Objectivism beranggapan bahwa makna, pengertian, dan realitas ada dan terpisah dari kesadaran manusia. Makna dan realita tetap ada meskipun manusia tidak menyadarinya (Guba & Lincoln 1994). Manusia hanyalah menemukan adanya makna atas realita tersebut. Sebagai contoh, emas yang terkandung di dalam tanah tetaplah emas. Emas tersebut mengandung makna intrinsik sebagai emas. Ketika manusia menemukan emas tersebut dan mengenalinya sebagai emas, maka manusia hanya menemukan makna emas tersebut. Makna emas tersebut diam dan menunggu untuk ditemukan. Epistomologi objectivism ini yang kebanyakan dianut oleh peneliti kuantitatif. Dan seterusnya...

Perspektif Teoritis
Dalam memilih metodologi penelitian yang kita gunakan, secara sadar ataupun tidak, kita membawa asumsi dasar. Sebagai peneliti, kita harus berupaya menyadari dan mendeskripsikan asumsi-asumsi tersebut. Asumsi dasar tersebut akan tampak dalam metodologi yang kita gunakan. Perspektif teoritis berkaitan dengan cara pandang terhadap dunia dan kehidupan dalam dunia tersebut (Creswell 2003; Crotty 1998; Jacob 1998). Nama lain perspektif adalah paradigma penelitian (Campbell 2007). Ada beberapa perspektif teoritis yang biasa digunakan, antara lain positivism, interpretivism, critical inquiry, feminism, postmoderninsm, dan lain-lain (Crotty 1998; Saunders, Lewis & Thornhill 2007).
Penelitian kuantitatif biasanya menggunakan perspektif teoritis positivism sedangkan penelitian kualitatif menggunakan interpretivism. Positivism dipopulerkan oleh Auguste Comte. Positivism menganggap pengetahuan yang autentik adalah pengetahuan yang telah melalui pengujian dengan metodologi ilmiah. Akar positivism dapat ditelusuri mulai dari masa pencerahan (Enlightement). Dan seterusnya

Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan epistemologi objectivism dengan perspektif teoritis positivism menggunakan metode eksperimental atau pengukuran kuantitatif untuk menguji hipotesis dengan tujuan menemukan generalisasi dan menekankan pada pengukuran dan analisis hubungan sebab akibat di antara variabel (Crotty 1998; Hoepfl 1997; Sekaran 2000). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam seting dan konteks naturalnya (bukan di dalam laboratorium) di mana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati (Leedy & Ormrod 2005; Patton 2001; Saunders, Lewis & Thornhill 2007). Dengan melihat perbedaan epistemologi dan perspektif teoritis yang melandasi penelitian kuantitatif dan kualitatif, maka operasional keduanya akan sangat tampak berbeda. Penelitian kuantitatif karena berakar dari objectivism dan menganut perspektif teoritis positivism maka akan menemukan kebenaran yang sejak dulu ada tersembunyi di suatu tempat. Kebenaran yang menunggu untuk ditemukan tersebut akan dapat ditemukan oleh siapapun dengan alat yang tepat. Sebaliknya, penelitian kualitatif berusaha menggali dan memahami pemaknaan akan kebenaran yang berbeda-beda oleh orang yang berbeda. Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif disarikan ke dalam Tabel 1 (disarikan dan diadaptasi dari Avison & Myers 2005; Blaikie 2000; Crotty 1998; Glesne & Peshkin 1992; Guba & Lincoln 1994; Leedy & Ormrod 2005; Miles & Huberman 1994). Dan seterusnya...

Disadur dari Buku Penelitian Kulaitatif: Dasar-Dasar Pengarang Samiaji Sarosa Penerbit Indeks Jakarta [Bab 1 hal 3]

Rabu, 25 Januari 2017

Metode Penelitian Kuantitatif

DEFINISI PENELITIAN
Menurut Kuncoro (2003), penelitian ilmiah adalah aplikasi secara formal dan sistematis dari metode ilmiah untuk mempelajari dan menjawab permasalahan. Menurut Nasution (1996), penelitian ilmiah adalah kegiatan penelitian dengan menggunakan metode dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, dimana penelitian yang menggunakan hipotesis dirumuskan setelah dikumpulkan data objektif secara sistematis dan diuji secara empiris. Menurut Sekaran (2006), penelitian adalah proses dengan berbagai langkah dalam menemukan solusi terhadap masalah yang problematik guna membantu manajer untuk membuat keputusan yang tepat. Menurut Supranto (1997), penelitian adalah suatu kegiatan untuk memperoleh data dan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui sesuatu, untuk memecahkan permasalahan atau untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Dari berbagai definisi penelitian di atas, dapat ditarik beberapa kata kunci, yaitu: 
1. Proses Penelitian
Bahwa setiap kegiatan apapun mengandung proses, termasuk penelitian. Proses penelitian diawali dari pengumpulan data, yaitu bagaimana proses data itu dikumpulkan, data apa yang harus dikumpulkan (sesuai kebutuhan), kemudian bagaimana proses analisis data yang dikumpulkan. Proses penelitian ilmiah selalu menggunakan metode, prinsip ilmu pengetahuan yang mengutamakan pendekatan empiris, dan sistematis. Proses penelitian berkaitan erat dengan desain penelitian, dimana desain penelitian dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu desain survei, desain studi kasus, dan desain eksperimen (Nasution, 1996:25-37).
2. Masalah
Bahwa tidak setiap penelitian ditujukan untuk memecahkan masalah, karena ada penelitian yang dilakukan hanya sebatas untuk mengetahui sesuatu (seperti profil/eksplorasi, deskriptif, dan sejenisnya), atau untuk mengembangkan teori dengan menggunakan hipotesis, atau untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masalah itu sendiri ada tiga jenis, yaitu masalah yang tidak membutuhkan penelitian dalam mencari solusinya (karena sangat sederhana), masalah yang sulit untuk dipecahkan melalui penelitian (karena berkaitan dengan berbagai aspek teknis dan nonteknis), dan masalah yang perlu adanya penelitian dalam mencari solusinya. 
3. Pengambilan Keputusan
Bahwa hasil penelitian pada dasarnya menjadi bahan masukan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan. Kegiatan sekecil apapun, selalu menjalankan unsur-unsur manajemen, di mana salah satu unsurnya yang paling mendasar adalah pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penelitian merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat bagi manajemen, khususnya dalam pengambilan keputusan, meskipun tidak
semua pengambilan keputusan memerlukan penelitian. 

Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif 
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis kegiatan penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian, baik tentang tujuan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, sampel data, sumber data, maupun metodologinya (mulai pengumpulan data hingga analisis data). Variabel penelitian terukur dengan berbagai bentuk skala pengukuran, yaitu skala nominal, ordinal, interval, maupun rasio. Subjek penelitian, atau sering pula disebut sebagai unit analisis, adalah sesuatu sebagai wahana yang merupakan sumber data, yang dapat memberikan data atau informasi bagi kegiatan penelitian. Subjek penelitian dapat berwujud sebagai individu maupun kelompok (karyawan, konsumen, kepala keluarga, anak, dan lain sebagainya), atau dapat pula berbentuk perusahaan, industri, departemen, organisasi, institusi lainnya, maupun berbagai media informasi (cetak maupun elektronik). Objek penelitian adalah sesuatu yang mewakili data yang akan dianalisis melalui penelitian, dan biasanya disebut sebagai variabel penelitian yang harus diukur datanya dengan menggunakan skala-skala tertentu. Skala pengukuran variabel penelitian terdiri dari berbagai jenis kategori, dan kehadiran kategori dimaksudkan untuk membedakan variasi/heterogenitas data yang dikumpulkan. Sampel data adalah sebagian elemen data yang mewakili populasi objek penelitian dalam rangka pelaksanaan penelitian karena adanya kendala yang dihadapi oleh peneliti seperti biaya, waktu, tenaga, serta heterogenitas atau homoginitas elemen populasi tersebut. Penjelasan lebih detail tentang sampel data dapat dipelajari dalam bab tersendiri yang berkaitan dengan metode pengambilan sampel. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis yang dipakai sebagai judul buku ini, menekankan metodologi dengan pendekatan kuantitatif yang mana uraiannya disajikan secara lengkap dengan contoh-contoh praktis. Sajian buku ini semoga dapat memberikan inisiasi bagi peneliti pemula atau mahasiswa dalam proses belajar-mengajar di dalam kampus yang berkaitan dengan materi yang dipelajari sesuai dengan isu-isu penelitian tentang akuntansi, keuangan, manajemen, dan pemasaran. Khusus bagi komunitas mahasiswa bahwa metode penelitian untuk bisnis tidak hanya dimonopoli oleh fakultas ekonomi saja, bisa saja fakultas lain yang beorientasi bisnis. Fakultas lain selain fakultas ekonomi yang berorientasi bisnis misalnya FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi). Saat ini teknologi komunikasi sangat maju, sehingga dimanfaatkan sebagai.... Dan seterusnya...

DESAIN PENELITIAN
Kegiatan awal sebelum desain penelitian dibuat adalah memilih suatu isu atau fenomena yang terjadi di sekitar kita, kemudian menetapkan permasalahan apa yang hendak diangkat untuk suatu penelitian. Tentu saja fenomena dan permasalahan yang diangkat sangat berkaitan erat dengan lingkungan kegiatan, yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan bagi manajemen agar secara operasional ke depan lebih optimal dalam mencapai sasaran yang diinginkan. Permasalahan dalam suatu penelitian tergantung dari tujuan yang hendak dirumuskan, sehingga batas-batas permasalahan sangatlah luwes (flexible). Tujuan sebuah penelitian berorientasi pada objek yang akan diteliti, sehingga objek penelitian atau variabel yang akan diamati sangat mewarnai dalam perumusan masalah maupun tujuan penelitian. Setelah tujuan maupun masalah dalam penelitian selesai dirumuskan, maka selanjutnya segera disusun desain penelitian agar perencanaan dan pelaksanaan penelitian dapat berjalan sesuai dengan ketentuan dan terarah (fokus dan sistematis). Oleh karena itu, desain penelitian umumnya mengandung unsur-unsur tentang perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Unsur-unsur dalam perencanaan penelitian :
• Menyusun kerangka teori/konsep atau merumuskan hipotesis apabila penelitian menggunakan hipotesis.
• Menyusun kerangka metode pengukuran variabel penelitian (merumuskan kategori).
• Menyusun kerangka metode pengumpulan data dan desain sampel data.
• Menyusun kerangka metode analisis data.
2. Unsur-unsur yang terkandung dalam pelaksanaan penelitian :
• Memprediksi kebutuhan waktu yang diperlukan.
• Memprediksi biaya yang dibutuhkan.
• Menyusun organisasi pelaksana dan sumberdaya lainnya.
 
Beberapa Perbedaan Desain Penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa desain penelitian dapat digolongkan menjadi tiga kelompok. Perbedaan di antara ketiga jenis desain penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Desain survei dalam penelitian lebih bertitik berat pada metode pengumpulan data. Apabila data yang akan dikumpulkan menyangkut seluruh elemen populasi, maka disebut sensus. Namun, jika diambil sebagian kecil dari elemen populasi yang dianggap mampu mewakili populasinya, maka disebut sampling, sehingga metode sampling sangat berperan di dalam desain survei. Desain survei dapat diaplikasikan pada penelitian yang bersifat historis, eksploratif, deskriptif, korelasional, serta kausal komparatif dan eksperimental.
2. Desain studi kasus dalam penelitian lebih bertitik berat pada individu maupun kelompok. Penelitian menyelidiki lebih mendalam tentang spesifikasi individu atau kelompok mengenai objek yang diamati dan lingkungan sosialnya. 
3. Desain eksperimen dalam penelitian lebih bertitik berat pada objek penelitian (variabel penelitian), yang intinya adalah menyelidiki tidak hanya hubungan kausal antara variabel bebas dan varibel terikat. Dalam desain eksperimen dilakukan pengontrolan terhadap satu variabel atau lebih yang pengaruhnya sebenarnya tidak dikehendaki. Berarti bahwa penelitian di dalam desain eksperimen harus diciptakan suatu situasi buatan (eksperimen) yang berguna untuk menguji ketajaman suatu hipotesis. Desain eksperimen lebih mudah dilakukan pengontrolan dalam laboratorium, namun tidak demikian halnya ketika dilakukan di lapangan karena banyak faktor pengganggunya.

CONTOH-CONTOH PENELITIAN DITINJAU DARI BERBAGAI ASPEK
Di bawah ini dapat ditelusuri beberapa contoh penelitian yang ditinjau dari berbagai aspek.
1. Penelitian Historis
Menurut Kuncoro (2003:8), penelitian historis meliputi kegiatan penyelidikan, pemahaman, dan penjelasan keadaan yang telah lalu. Kesimpulan diambil berdasarkan sebab-sebab, dampak atau perkembangan dari kejadian yang telah lalu yang dapat digunakan untuk menjelaskan kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan datang. Sumber datanya dapat dipilih dari dua cara, yaitu data primer (peranserta masyarakat) dan data sekunder (dokumen atau deskripsi yang telah disusun oleh masyarakat). Evaluasi data historis meliputi kritik eksternal dan internal. Kritik eksternal berhubungan dengan kebenaran / ketepatan data, sementara kritik internal berhubungan dengan nilai dari data tersebut. Nilai data ditentukan oleh tingkat akurasi dan reliabilitas serta dukungannya kepada hipotesis. Beberapa contoh penelitian historis adalah :
• Perkembangan produksi suatu komoditas yang bergerak dalam lima tahun terakhir.
• Dampak kebijakan fiskal terhadap industri dalam negeri.
 
2. Penelitian Eksploratif
Biasanya kegiatan penelitian dilakukan untuk pengujian terhadap hipotesis-hipotesis. Hipotesis didasarkan atas pengalaman masa lampau atau teori yang telah dipelajari sebelumnya. Namun, masalah yang sering terjadi adalah ketidakmampuan mengangkat hipotesis karena tidak ada dasar yang kuat untuk mengangkat teori karena permasalahan yang dihadapi masih baru. Jadi, penelitian eksplorasi adalah penggalian fakta yang terjadi dan atau untuk mendukung hipotesis (Supranto, 1997:41). Dan seterusnya....

Disadur dari Buku Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi dan Praktis Pengarang Puguh Suharso Penerbit Indeks Jakarta [Bab 1 hal 2]