Tampilkan postingan dengan label Bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bisnis. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Januari 2017

Struktur Pasar dan Strategi Bersaing

Kekuatan Pasar: Monopoli dan Monopsoni
Dalam suatu pasar bersaing yang sempurna, sejumlah besar penjual dan pembeli suatu barang memastikan bahwa tidak satu pun penjual atau pembeli dapat memengaruhi harga. Kekuatan pasar penawaran dan permintaan yang menetapkan harga. Perusahaan secara sendiri-sendiri, mengambil harga pasar sebagai acuan dalam memutuskan berapa banyak harus memproduksi dan menjual barang atau jasa, dan konsumen mengambil harga pasar untuk mempertimbangkan berapa banyak barang/jasa yang dibeli. Monopoli dan monopsoni yang menjadi pokok bahasan bab ini, adalah dua kutub yang saling berlawanan dalam persaingan sempurna. Monopoli adalah suatu pasar yang hanya mempunyai satu penjual dengan banyak pembeli. Sebaliknya monopsoni adalah suatu pasar dengan banyak penjual, tetapi hanya satu pembeli. Monopoli dan monopsoni berhubungan erat, karena itu kami membahas keduanya dalam bab yang sama. Pertama-tama, kita akan membicarakan perilaku seorang pelaku monopoli. Karena pemain monopoli adalah satu-satunya produsen suatu produk, kurva permintaan yang dihadapinya adalah kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar ini menghubungkan harga yang diterima pelaku monopoli dengan jumlah produk yang ditawarkan untuk dijual. Kita akan melihat bagaimana pemain monopoli dapat memanfaatkan pengendalian harga serta bagaimana harga dan jumlah yang memaksimalkan keuntungan berbeda dengan yang semestinya berlaku dalam pasar bersaing. Umumnya, jumlah yang ditawarkan pelaku monopoli akan lebih sedikit dan harganya lebih tinggi daripada jumlah dan harga dalam pasar yang bersaing. Dalam hal ini masyarakat akan terbebani biaya karena lebih sedikit konsumen membeli produk tersebut, dan bagi konsumen yang membeli harus membayar lebih tinggi. Itu sebabnya undang-undang anti-monopoli (antitrust law) diciptakan, yang melarang perusahaan melakukan monopoli sebagian besar pasar. Pada saat skala ekonomi membuat monopoli lebih dikehendaki—misalnya, dalam perusahaan-perusahaan pembangkit listrik lokal—kita akan melihat bagaimana pemerintah dapat meningkatkan efisiensi dengan mengatur harga monopolis. Monopoli murni jarang terjadi, tetapi dalam banyak pasar hanya sedikit perusahaan bersaing satu sama lain. Interaksi perusahaan-perusahaan dalam pasar seperti itu dapat menjadi rumit dan sering melibatkan segi-segi permainan strategi, suatu topik yang akan dibahas dalam Bab 12 dan 13. Bagaimanapun, perusahaanperusahaan tersebut mungkin akan dapat memengaruhi harga dan mungkin yang menguntungkan adalah dengan menetapkan harga yang lebih tinggi daripada harga marjinal. Perusahaan-perusahaan ini memiliki kekuatan monopoli. Kita akan membahas unsur-unsur pembentuk kekuatan monopoli, pengukurannya, dan implikasinya terhadap penetapan harga. Berikutnya, kita akan beralih ke monopsoni. Berbeda dengan pembeli yang bersaing, harga yang dibayar oleh pelaku monopsoni bergantung pada jumlah yang dibelinya. Masalah yang dihadapi para pelaku monopsoni adalah bagaimana menentukan jumlah yang tepat untuk memaksimalkan keuntungan bersih dari pembelian tersebut— yaitu nilai yang diperoleh dari barang dikurangi dengan uang yang dikeluarkan untuk membayar barang tersebut. Dengan memperlihatkan bagaimana pilihan (penentuan jumlah pembelian) tersebut dibuat, kita akan menunjukkan kesejajaran yang erat antara monopsoni dan monopoli. Walaupun monopsoni murni juga tidak lazim, banyak pasar yang hanya
mempunyai sedikit pembeli yang dapat membeli barang dengan harga yang lebih murah dari harga yang semestinya di pasar bersaing. Para pembeli ini memiliki kekuatan monopsoni. Lazimnya, situasi ini terjadi di pasar untuk input produksi. Misalnya, General Motors, pabrik mobil terbesar di Amerika Serikat, memiliki kekuatan monopsoni di pasar ban, aki mobil, dan suku cadang lainnya. Kita akan membahas unsur-unsur penentu monopsoni, pengukurannya, dan implikasinya pada penetapan harga. Kekuatan monopoli dan monopsoni adalah dua bentuk kekuatan pasar: kemampuan—penjual atau pembeli—untuk memengaruhi harga suatu barang. Karena penjual atau pembeli sering mempunyai paling tidak beberapa kekuatan pasar (pada kebanyakan pasar di dunia nyata), kita perlu memahami bagaimana kekuatan pasar bekerja dan bagaimana hal tersebut memengaruhi produsen dan konsumen.

Monopoli
Sebagai produsen tunggal suatu produk, pelaku monopoli berada dalam posisi unik. Apabila pelaku monopoli tersebut memutuskan untuk menaikkan harga produknya, ia tidak perlu khawatir mengenai pesaing yang mengenakan harga lebih rendah, akan merebut pangsa pasar yang lebih besar dengan biaya yang dibebankan pada pelaku monopoli tersebut. Pelaku monopoli adalah pasar dan secara keseluruhan mengendalikan jumlah output yang ditawarkan untuk dijual. Tetapi, ini tidak berarti bahwa pelaku monopoli tersebut dapat menentukan harga sesuai dengan keinginannya—paling sedikit tidak dapat berlaku bila tujuannya adalah untuk memaksimalkan laba. Buku ini adalah contohnya. Pearson Prentice Hall memiliki hak cipta buku ini dan karena itu adalah produsen monopoli buku ini. Lalu, mengapa penerbit tidak menjual buku dengan harga $500 per eksemplar? Karena hanya sedikit orang akan mau membelinya, dan Prentice Hall hanya akan memperoleh laba yang jauh lebih sedikit. Untuk memaksimalkan laba, pertama-tama pemain monopoli harus menentukan biaya-biayanya dan karakter permintaan pasar. Pengetahuan tentang permintaan dan biaya sangat berperan penting bagi pengambilan keputusan ekonomis suatu perusahaan. Dengan pengetahuan ini, pemain monopoli kemudian harus memutuskan berapa banyak harus diproduksi dan dijual. Harga per unit yang diterima pelaku monopoli kemudian diperoleh langsung dari kurva permintaan pasar. Demikian pula, pemain monopoli dapat menetapkan harga, dan jumlah yang akan dijual pada harga berasal dari kurva permintaan pasar.

Penerimaan Rata-rata dan Penerimaan Marjinal
Penerimaan rata-rata (average revenue) pelaku monopoli tersebut—harga yang diterima dari per unit yang terjual—tepatnya adalah kurva permintaan pasar. Untuk memilih tingkat output yang memaksimalkan keuntungan, pelaku monopoli juga perlu mengetahui penerimaan marjinal-nya (marjinal revenue) yaitu: perubahan penerimaan (revenue) yang terjadi karena suatu perubahan unit output. Untuk melihat hubungan antara penerimaan total (total revenue), penerimaan rata-rata dan penerimaan marjinal, bayangkanlah suatu perusahaan dengan kurva permintaan seperti berikut:
P = 6 – Q
Tabel 10.1 menunjukkan perilaku penerimaan total, penerimaan rata-rata dan penerimaan marjinal untuk kurva permintaan ini. Perhatikan, bahwa penerimaan akan menjadi nol apabila harganya $6: Pada harga itu, tidak ada penjualan. Namun, pada harga $5, terjual satu unit, sehingga penerimaan total (dan marjinal) adalah $5. Kenaikan jumlah yang terjual dari 1 menjadi 2 meningkatkan penerimaan dari $5 menjadi $8; dengan demikian, penerimaan marjinalnya adalah $3. Pada waktu jumlah yang terjual naik dari dari 2 menjadi 3, penerimaan marjinal turun menjadi $1, dan apabila jumlah tersebut naik dari 3 menjadi 4, penerimaan marjinal menjadi negatif. Apabila penerimaan marjinal positif, penerimaan meningkat sesuai dengan jumlah; tetapi apabila penerimaan marjinal negatif, penerimaan akan turun, Dan seterusnya....

Keputusan Pelaku Monopoli tentang Output
Berapa banyak jumlah yang harus diproduksi pelaku monopoli? Dalam Bab 8, kita telah melihat bahwa untuk memaksimalkan laba, suatu perusahaan harus menentukan output sehingga penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinalnya. Inilah pemecahan masalah pelaku monopoli tersebut. Dalam Gambar 10.2, kurva permintaan pasar D adalah kurva penerimaan rata-rata pelaku monopoli. Kurva tersebut menentukan harga per unit yang diterima pelaku monopoli sebagai fungsi tingkat outputnya. Juga ditunjukan kurva penerimaan marjinal MR terkait dan kurva biaya rata-rata serta biaya marjinal, masing-masing AC dan MC. Penerimaan marjinal dan biaya marjinal adalah sama pada jumlah Q*. Kemudian, dari kurva permintaan tersebut, kita temukan harga P* yang berkaitan dengan jumlah Q* tersebut. Bagaimana kita dapat yakin bahwa Q* adalah jumlah yang memaksimalkan laba? Seandainya pelaku monopoli tersebut memproduksi jumlah yang lebih sedikit, Q1 dan menerima harga terkait yang lebih tinggi, P1. Sebagaimana tampak pada Gambar 10.2, penerimaan marjinal kemudian akan melebihi biaya marjinalnya. Dalam hal ini, apabila pelaku monopoli memproduksi lebih kecil dari Q1, ia akan menerima laba tambahan (MR - MC) sehingga akan meningkatkan laba total. Pada kenyataannya, pelaku monopoli dapat terus meningkatkan output sampai dengan Q* - yang akan menambah laba total lebih banyak – di mana pada titik ini, tambahan laba yang diperoleh dari produksi satu unit tambahan adalah nol. Sehingga, jumlah Q1 yang lebih sedikit tidak memaksimalkan laba, kendati hal itu memungkinkan pelaku monopoli untuk memasang harga yang lebih tinggi. Apabila pelaku monopoli memproduksi Q1 bukan Q*, laba total akan lebih kecil dengan jumlah yang setara dengan bagian arsiran di
bawah kurva MR dan di atas kurva MC, antara Q1 dan Q*. Dan seterusnya....

Disadur dari Buku Mikroekonomi Edisi 6 Jilid 2 Pengarang Robert S. Pindyck & Daniel L. Rubinfeld Penerbit Indeks Jakarta [Bab 10 hal 3]