Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 Februari 2017

Menata dan Memelihara Kebun Sekolah

Sekolah memiliki kewajiban untuk menyediakan fasilitas bejalar-mengajar yang memadai, tentu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Kebutuhan terhadap fasilitas ini adalah dalam rangka kelancaran berlangsungnya kegiatan bejalar-mengajar di sekolah. Selain itu juga memberi dampak psikologis, yaitu untuk memunculkan motivasi mengajar bagi guru, dan motivasi belajar untuk murid. Kombinasi dari kedua aspek tersebut akan meningkatkan kualitas pembelajaran, menjadi lebih produktif. Fasilitas sekolah yang dimaksud adalah berbentuk perlengkapan fisik yang memiliki hubungan dan interaksi langsung dengan siswa, dan memberi pengaruh yang signifikan dalam kegiatan belajar-mengajar. Fasilitas sekolah bisa menjadi sumber inspirasi dan kreasi seluruh warga sekolah, baik guru, karyawan maupun siswa. Beberapa fasilitas yang disediakan sekolah harus memenuhi beberapa kriteria berikut:
1. Memadai
2. Nyaman dan menyenangkan
3. Aman
4. Sehat
5. Edukatif
6. Efektif

Dengan demikian fasilitas yang baik itu bukan yang serba wah, dengan harga yang selangit, dan teknologi tinggi dan modern. Tapi fasilitas yang baik itu diukur dari optimalisasi potensi yang ada. Misalnya saja, perpustakaan yang sederhana namun diperkaya dengan program-program yang kreatif, interaktif dan efektif tentu akan lebih baik dibandingkan dengan perpustakaan yang besar dan jumlah
buku yang melimpah namun sepi aktivitas. Demikian pula, perangkat komputer yang sederhana dengan jumlah terbatas akan memiliki nilai lebih ketika dibarengi dengan sekian banyak aktivitas kreatif. Diantara sekian banyak fasilitas yang disediakan oleh sekolah, diantaranya adalah fasilitas kebun sekolah. Beberapa sekolah menyediakan kebun sekolah sebagai tempat eksperimen, penghijauan, atau bahkan lebih jauh lagi sebagai sumber usaha.

Mimpi Buruk Berkebun di Sekolah
Sekilas mungkin anak didik kita bisa dibuat kebingungan ketika kita menawarkan kepada mereka, “Berkebun yuk di sekolah?”. Bingung karena ketika dilontarkan pertanyaan tadi, kemudian terlintas di pikiran mereka, Kebun Sekolah? ’Ndeso bangeeet! Tiap hari harus pergi ke kebun, memastikan apakah tanamannya baik-baik saja, barangkali ada kambing milik tetangga sekitar yang masuk ke kebun, melahap habis tanaman kita. Sungguh sangat merepotkan, pagi-pagi sudah mengeluarkan energi untuk lari kesana kemari menghalau kambing yang masuk. Setidaknya, repot untuk berteriak mengusir semua kambing tadi supaya ’angkat kaki’ dari kebun kita. “Hus! Hus! Hus! Sana pergi! Dasar kambing tidak tahu diri, masuk kebun orang tidak minta ijin pemiliknya dulu”. Nampaknya, kambingnya sendiri bisa dibuat tertawa mendengar kita menggerutu seperti itu. Darimana sejarahnya
ada kambing yang minta ijin dulu kalau mau masuk kebun orang. Namanya juga kambing. Belum lagi ’perlengkapan perang’ standar yang harus dibawa ke kebun, yang mungkin untuk sebagian anak didik kita berkata, engga banget deh! Di tangan kanan membawa cangkul, yang kiri membawa arit, di pinggang golok, di kepala topi caping khas petani. Terbayang, mereka pergi ke sekolah dengan membawa perlengkapan seperti itu, naik kendaraan umum pula. Sungguh menggelikan, sekaligus kasihan. Terlebih bagi anak didik kita yang sudah beranjak dewasa, memasuki masa puber, di mana mereka sudah memiliki rasa malu khususnya tampil di depan lawan jenisnya, sudah memiliki hasrat untuk bersolek, selalu ingin tampil menawan di depan lawan jenisnya. Bagi mereka, hal ini sangat mungkin menjadi perkara serius, pergi ke sekolah naik kendaraan umum dengan membawa seluruh perlengkapan perang tadi. Apalagi kalau seandainya di dalam kendaraan umum yang ditumpangi itu terdapat siswi-siswi cantik. Dan seterusnya...

Bangunkan Mereka dari Mimpi Buruk
Jelas, kalau pikiran yang seperti itu yang muncul ketika mereka diajak untuk membuat kebun di sekolah, itu tandanya mereka harus segera bangun dari tidurnya, karena mereka sedang tidur dan bermimpi buruk, mimpi buruk tentang repotnya mengelola kebun sekolah. Ya, semua pikiran tadi adalah mimpi buruk, bahkan terlalu berlebihan untuk menggambarkan realitas berkebun di sekolah. Padahal kenyataannya tidak sedramatis itu. Mereka terlalu khawatir akan sisi negatifnya, sehingga wajar pikiran yang keluar seperti itu. Coba seandainya mereka disodorkan fakta sisi positifnya, mereka pasti ingin segera praktek ke lapangan setelah membaca buku ini. Apa manfaat positif dari kebun sekolah? Dalam tulisan selanjutnya hal ini akan dibahas.

Manfaat Kebun Sekolah
Mulailah untuk memberikan penjelasan kepada anak didik kita apa saja manfaat kebun sekolah. Baik manfaat untuk mereka sendiri, untuk sekolah, termasuk manfaatnya untuk dunia. Sehingga, mereka tertarik untuk terjun mengelola kebun sekolah bukan hanya sekedar keinginan yang bersifat sementara, tetapi berangkat dari sebuah kesadaran yang mendalam akan manfaat kebun sekolah.

Manfaat untuk mereka
Menyalurkan bakat & kreativitas Remaja biasanya selalu dipenuhi dengan ide dan gagasan. Kreativitasnya selalu muncul seperti air di sungai, mengalir terus. Dorongan untuk aktif berkarya sangat besar, memiliki keinginan kuat membuat suatu kreatifitas sesuai dengan bakatnya untuk menunjukkan eksistensinya. Ada yang berkreasi di bidang musik, olah raga, akademis, sosial, termasuk di bidang keterampilan yang sedang kita bahas ini, keterampilan dalam berkebun. Menurut penelitian usia remaja merupakan masa emas (golden age) untuk pengembangan bakat dan kreatifitas.
Jadi harus dipahamkan kepada anak didik kita, bahwa jangan sampai merasa diri remaja kalau tidak memiliki kreativitas, tidak memiliki keinginan untuk berkarya, mengembangkan bakatnya. Sampaikan bahwa bila remaja kehidupannya seperti itu, dijamin pasti akan membosankan sekali. Bangun tidur, mandi, makan, berangkat ke sekolah, mendengarkan pelajaran dari guru di kelas, bubar sekolah, langsung pulang ke rumah, belajar, itupun belajar kalau besok ada ujian, kemudian setelah itu tidur. Besoknya? Ya, seperti itu lagi rutinitasnya. Tidak ada yang seru kan pola hidup yang seperti itu? Monoton, tidak dinamis. Kalaulah diumpamakan seperti nonton tv hitam putih. Hari geneee masih nonton tv hitam putih? Plis deh! So, Move! Move! Move! Ayo berkreasi! Buktikan Merahmu! (loh, serasa iklan yah).

Manfaat untuk sekolah
Membangun ketahanan pangan di sekolah Pernah mendengar istilah ketahanan pangan? Mmmh...nampaknya pernah dengar istilah itu. Kapan? Ya barusan! Yeee, cape deh! Atau mungkin hanya pernah mendengar saja, tapi tidak tahu apa maksud istilah tersebut? Kalau begitu, coba dilihat situsnya Departemen Pertanian RI di www.deptan.go.id, disana ada penjelasan tentang arti istilah ketahanan pangan. Dalam tulisannya disebutkan : Sesuai dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1996,
pengertian ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari: (1) tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya; (2) aman; (3) merata; dan (4) terjangkau. Dengan pengertian tersebut, mewujudkan ketahanan pangan dapat lebih dipahami sebagai berikut: a. Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup, diartikan ke-tersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak, dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya, yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia. b. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman, diartikan bebas dari cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia, serta aman dari kaidah agama. c. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, diartikan pangan yang harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh tanah air. d. Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, diartikan pangan mudah diperoleh rumah tangga dengan harga yang terjangkau. Jadi maksud dari ketahanan pangan tuh, yaaa...gitu deh! Maksudnya, di dalam tulisan yang dikutip tadi sudah cukup jelas disebutkan, yang ringkasnya, bagaimana supaya kita bisa memenuhi kebutuhan akan makanan pokok kita sehari-hari. Titik. Makanan harus selalu ada, itu merupakan kebutuhan pokok kita, alasannya karena, sebagaimana lagunya Serieus...rocker juga manusia. Dari mana sejarahnya ada rocker yang tidak makan, segarang apapun penampilannya, pasti butuh makan juga. Coba saja tanya langsung si Candil,
vokalisnya Serieus. Dan seterusnya...

Disadur dari Buku Menata dan Mengelola Kebun Sekolah Pengarang Indari Masuti Penerbit Indeks Jakarta. [Bab 1 dan 2]

Kamis, 19 Januari 2017

Ruang Lingkup Kegiatan Public Speaking

Latar belakang dan pengertian Public speaking.
Semua orang dapat berbicara, tetapi tidak semua orang dapat berbicara dengan lancar dan menarik di  depan umum. Apalagi kalau Anda berbicara dan menjadi pusat perhatian dalam suatu acara resmi maupun tidak resmi. Anda harus menyajikan  isi dari suatu materi yang akan disajikan atau disampaikan dalam pidato. Cara mengungkapkannya memerlukan teknik-teknik tersendiri dan hal tersebut dapat dipelajari. Oleh karena itu pelajaran ini lebih banyak memusatkan perhatian “bagaimana” Anda berbicara atau menyampaikan gagasannya,  bukan pada “apa” yang Anda katakan.
Istilah public speaking berawal dari para ahli retorika, yang mengartikan sama ialah seni (keahlian) berbicara atau berpidato yang sudah berkembang sejak abad sebelum masehi.
Mengapa kita berpikiran negatif menggunakan kata “retorika”?  Seperti  yang diungkapkan Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya “Retorika Modern” (cetakan keenam, tahun 2000), bahwa  kemajuan Negara Barat bukan saja bertumpu pada pengetahuan matematika, fisika atau kimia. Kalau mendalam lagi keingintahuan kita mengapa mereka memiliki kemampuan luar biasa dalam ilmu-ilmu alam, bukan saja mereka pikirkan tetapi bagaimana kemampuan mereka  menyajikannya dengan ucapan yang jelas sehingga khalayaknya paham dan mengerti hasil presentasinya.
Berabad-abad lalu mereka berpijak pada budaya yang mementingkan  pendidikan bahasa, yang berakar pada filsafat Yunani dan yang bertumpu pada retorika. Kemudian ada anggapan negatif apabila menggunakan kata retorika, kita sedang berhadapan dengan seni propaganda, menggunakan kata-kata yang indah dan bagus yang disangsikan kebenarannya.
Pengertian sebenarnya “retorika” yakni pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa sebagai kemampuan berkomunikasi dalam media pikiran. Dengan retorika, para pemimpin dapat menaklukkan hati dan jiwa, atau  kemampuan mengotak atik otak, sehingga keputusannya dapat diterima karyawan atau audiens.
Pada abad ke 20, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi. Istilah retorika mulai digeser speech communication, atau  oral communication atau lebih dikenal dengan  public speaking.
Tokoh-tokoh retorika mutakhir:

1.                 James A.Winans dalam bukunya “Public Speaking” (1917) menggunakan psikologi dari William James dan E.B Tichener, Sesuai  teori James bahwa tindakan ditentukan perhatian, Winans mendefinisikan persuasi sebagai “proses menumbuhkan perhatian. Pentingnya membangkitkan emosi melalui motif-motif psikologi seperti kepentingan pribadi, kewajiban sosial dan kewajiban agama. Winans adalah pendiri Speech Communication Association of America (1950).

2.                 Charles Henry Woolbert  yang  juga pendiri Speech Communication Association of America. Psikologi yang mempengaruhinya adalah behaviorisme dari John B.Watson. Woolbert memandang Speech Communication sebagai ilmu tingkah laku. Pidato merupakan ungkapan kepribadian. Logika adalah dasar utama persuasi. Dalam menyusun persiapan pidato harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1). Teliti tujuannya, (2). Ketahui khalayak dan situasinya, (3). Tentukan proposisi yang cocok dengan khalayak dan situasi tersebut, (4). Pilih kalimat-kalimat yang dipertalikan secara logis. Bukunya, The Fundamental of Speevh.

3.                 William Noorwood Brigance.  Berbeda dengan Woolbert yang menitik beratkan logika, Brigance menekankan faktor keinginan (desire) sebagai dasar persuasi. Persuasi meliputi empat unsur: 1). Rebut perhatian pendengar, 2). Usahakan pendengar untuk mempercayai kemampuan dan karakter Anda, 3). Dasarkanlah pemikiran pada keinginan, dan 4). Kembangkan setiap gagasan sesuai dengan sikap pendengar.

4.                 Alan H.Monroe dalam bukunya, Principles and Types of Speech. Pertengahan  tahun 20-an Monroe bersama stafnya meneliti proses motivasi. Jasa, Monroe, cara organisasi pesan. Menurut Monroe pesan harus disusun berdasarkan proses berpikir manusia yang disebutnya motivated sequence.

Dari uraian di atas tadi, public speaking adalah berbicara didepan umum, bagaimana Anda berbicara menyampaikan pesan atau gagasan yang ingin diketahui audiens. Hal-hal seperti demikian yang selalu menjadi pusat perhatian Anda.

Public Speaking sebagai sarana Komunikasi.
Mengapa public speaking dianggap sebagai sarana komunikasi? Dalam sarana komunikasi atau sebuah wadah bergulirnya percakapan yang memerlukan umpan balik. Siapa saja yang terlihat atau berada dalam wadah itu? Dalam dunia komunikasi  terdiri dari komunikator, ada pesan dan komunikan. Semua ini akan berfungsi melalui channel atau saluran yang disebut media. Nah, dimana keberadaan “Public Speaking”. Kehadirannya dalam kegiatan komunikasi yang berperan adalah  komunikator atau public-Speaker.

          Dalam pelajaran ini pengetahuan yang akan menjadikan seseorang atau komunikator sebagai pembawa pesan, mempunyai kemampuan untuk menyajikan gagasan kepada audiens. Dengan demikian komunikator mengungkapkan ide dan dengan  kemauan  dengan tepat, cepat dan taktis. Dan seterusnya....

Disadur dari Buku Public Speaking Pengarang Helena Olii Penerbit INDEKS Jakarta. [Bab 1 hal 1]

Selasa, 25 Juni 2013

Ternak Bebek Skala Kecil Dan Menengah

Budidaya adalah unit usaha peternakan di bidang produksi ternak, budidaya ternak bebek berarti usaha peternakan bidang produksi ternak bebek, dalam budidaya perlu diperhatikan aspek skala yang akan kita buat apakah usaha ternak sekala kecil, menangah atau besar. landasan dalam menantukan skala usaha adalah faktor bisnis dan juga analisa secara cermat tentang resiko dan peluang pada ternak bebek. Jika kita sebagai pemula dalam beternak bebek ini sebaiknya mulailah dengan skala kecil terlebih dahulu sehingga lambat laun kita memahami manajemen tenrnak bebek sepenuhnya. Dalam budidaya ini dibutuhkan perencanaan menyangkut jenis yang akan kita budidayakan; apakah bebek petelur atau bebek pedaging. Kedua jenis ini memiliki resiko dan prospek yang berbeda dari segi bisnis dan analisa ekonomis.

Perlu dipahami mengenai skala dalam usaha ternak, dalam peraturan pemerintah telah diatur tentang skala budidaya ternak ini baik sapi, unggas yang didalamnya termasuk budidaya bebek. Kaitan dari skala usaha ternak budidaya ini dengan perencanaan adalah adanya aturan pemerintah yang mengatur bahwa usaha peternakan skala tertentu membutuhkan izin usaha, adapun peraturan pemerintah yang mengatur tentang skala usaha budidaya ternak yang wajib izin ini adalah keputusan menteri pertanian yang dikeluarkan dengan nomor 404/kpts/OT.210/6/2002 peraturan ini juga berlaku untuk budidaya ternak bebek, berikut aturan skala ternak wajib izin:

  1. Ayam ras pedaging dengan kapasitas lebih dari 15.000 ekor/ siklus
  2. Ayam ras petelur lebih dari 10.000 ekor ayam produktif
  3. Itik, angsa atau entok lebih dari15.000 ekor
  4. Ayam kalkun lebih dari 10.000 ekor
  5. Burung puyuh lebih dari 25.000 ekor
  6. Burung dara lebih dari 25.000 ekor
  7. Kambing /domba lebih dari 300 ekor
  8. Sapi potong lebih dari 100 ekor
  9. Kerbau lebih dari 75 ekor
  10. Sapi perah lebih dari 20 ekor
  11. Kuda lebih dari 50 ekor
  12. Kelinci lebih dari 1.500 ekor
  13. Rusa lebih dari 300 ekor

Jika anda ingin membuka usaha budidaya ternak bebek atau itik yang kapasitasnya kurang dari 15.000 ekor maka skala usaha anda dikategorikan usaha yang tidak wajib izin itu berdasarkan aturan diatas, namun demikian berbeda daerah bisa saja berbeda perda yang diberlakukan. Setelah skala usha ternak bebek/ itik sudah ditentukan, selanjutnya perisapan:
  • Kandang
  • Pemilihan bibit
  • Manajemen ternak bebek
  • Pengetahuan menyangkut (cara budidaya ternak bebek, penyakit-penyakit umum pada bebek dan juga cara mengatasinya untuk meningkatkan kesehatan)
Kandang ternak bebek yang ideal adalah 1 M2 maksimal diisi dengan 7 ekor bebek jika kurang dari 7 lebih baik, selain itu perhatikan kualitas bibit bebek yang anda beli (DOC), jika anda ingin mem-budidayakan bebek petelur maka perbandingan bibit jantan dan betina yang baik adalah 2 : 1 (2 ekor betina satu ekor jantan), ini untuk meningkatkan peluang produksi ternak bebek yang akan dibudidayakan. 

Manajeman ternak bebek dapat anda pelajari dari buku-buku praktis cara beternak bebek yang banayk dijual di toko buku, inti dari manajemen budidaya adalah kebiasaan sang peternak atau pengelola kandang. Ingat satu hal bahwa tidak ada peternakan yang tidak memiliki resiko kesehatan, dipastikan setiap usaha ternak pasti akan bertemu dengan penyakit termasuk bebek, untuk itu lakukan vasinasi secara lengkap terhadap bebek yang anda pelihara. Saya rasa inti dari sebuah peternakan adalah kesehatan ternak, bila bebek yang anda pelihara jauh dari penyakit maka anda akan semakin dekat dengan laba.
Sumber: http://kesehatan-ternak.blogspot.com/